Mari Mengenal Back End Website
Jenis-Jenis Back End Website
Dalam membahas tentang apa itu pengertian pengembangan atau back-end development, pastinya juga merupakan hal yang penting bagi kalian untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dan bagian utama mereka terutama terkait bidang pemrograman.
Oke baiklah, untuk jenisnya, perlu kalian ketahui bahwa pemrograman atau back-end development dapat berupa:
- Object Oriented Programming (OOP)
- Functional Programming
Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing jenisnya yang harus kalian ketahui.
1. Object-Oriented Programming (OOP)
Jenis yang pertama adalah pemrograman yang berorientasikan objek atau Oject Oriented Programming (OOP).
Ini adalah jenis back-end development dengan menggunakan teknik yang berfokus pada penciptaan objek. Dengan pemrograman berorientasi objek, pernyataan harus dieksekusi dalam urutan tertentu.
Adapun beberapa bahasa pemrograman OOP yang populer adalah seperti Java, .NET, Python, dan Ruby.
2. Functional Programming
Jenis berikutnya adalah pemrograman fungsional atau functional programming. Ini merupakan jenis back-end development dengan menggunakan teknik yang lebih berbasis “action atau aksi”.
Pemrograman fungsional menggunakan bahasa deklaratif, hal ini berarti bahwa pernyataan dapat dieksekusi dalam urutan apa pun.
Ini biasanya digunakan untuk ilmu data atau data science, dan bahasa populer populernya adalah seperti SQL, F#, dan R.
Bahasa tersebut dapat diketik secara statis atau diketik secara dinamis, dimana jenis back-end development yang pertama terbilang lebih kaku, akan tetapi lebih baik dalam menangkap kesalahan.
Sedangkan yang terakhir lebih fleksibel tetapi memungkinkan variabel untuk mengubah jenis (yang bisa menjelaskan kesalahan yang tidak terduga).
Kemudian untuk bagiannya sendiri, perlu kalian ingat bahwa pada dasarnya pengembangan atau back-end development ini biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Server
- Application (aplikasi)
- Database
Kode yang ditulis oleh pengembang back-end adalah apa yang mengomunikasikan informasi database ke browser.
Apa pun yang tidak dapat Anda lihat dengan mudah seperti database dan server adalah pekerjaan mereka (para pengembang back-end).
Maka dari itulah, posisi pengembang atau back-end developer ini sering disebut sebagai Programmer atau Web Developer.
Skill yang Harus Dikuasai Back End Website
- Menguasai Bahasa Pemrograman
Untuk menjadi seorang backend developer yang andal, hal pertama yang perlu dikuasai adalah bahasa pemrograman yang berhubungan dengan server. Nah, berikut adalah beberapa bahasa pemrograman yang wajib dikuasai backend.
1. Ruby
Ruby adalah jenis bahasa pemrograman yang biasanya digunakan bersama Rails. Bisa dikatakan, kombinasi antara Ruby dan Rails sama seperti PHP dengan Zend, atau Python dengan Django. Selain itu, bahasa pemrograman ini banyak dipakai karena lebih memprioritaskan konvensi ketimbang konfigurasi. Dengan demikian, backend tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengkonfigurasi file dan bisa segera memulai proses pengembangan.
2. PHP
Bicara soal backend programming, PHP (Hypertext Preprocessor) juga merupakan salah satu bahasa skrip backend open source yang digunakan oleh pengembang untuk membangun situs atau aplikasi web. PHP sendiri juga menawarkan berbagai macam modul, seperti Grafik dan PDF misalnya.
Salah satu keuntungan menggunakan PHP tentu karena bahasa skrip tersebut sangat mudah dipelajari. Pun, PHP memiliki sintaks yang sederhana sehingga membuat bahasa pemrograman itu lebih mudah diaplikasikan. Bagi Anda yang terbiasa dengan bahasa C tentunya dapat dengan mudah memahami PHP.
3. Java
Bahasa pemrograman ini sangat populer dan banyak diaplikasikan dalam pengembangan web. Bahkan, Java sering dijadikan opsi default untuk aplikasi ilmiah, termasuk juga dalam pemrosesan bahasa alami. Alasan utamanya tentu karena Java tergolong aman, pemeliharaannya mudah, portabel, serta telah dilengkapi alat konkurensi tingkat tinggi dibandingkan C++ atau bahasa skrip lainnya.
4. Python
Dikurasi oleh Guido van Rossum, Python diluncurkan pada tahun 1991 silam. Hampir sama dengan Java, Python juga tergolong bahasa skrip multiplatform, yang berarti bisa dijalankan di mana saja. Dengan mengaplikasikan bahasa pemrograman ini, web developer juga dapat mengurangi kebutuhan pengkodean secara signifikan.
Dengan sistem pengaplikasiannya yang mudah dan pustaka yang luas, Python pun dianggap menawarkan nilai produktivitas yang lebih tinggi kepada backend developer dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya. Selain itu, bahasa skrip ini tidak hanya cocok dipakai untuk membangun aplikasi dasar seperti aplikasi desktop, Oss, aplikasi bisnis, atau web frameworks, tetapi Python juga sangat pas untuk website development berbasis AI atau ML.
5. SQL
SQL atau Structured Query Language adalah salah satu jenis bahasa pengkodean standar industri yang biasanya digunakan untuk mengelola database. SQL juga sering digunakan oleh backend untuk memperbarui data yang disimpan pada database atau mengambil data tersebut untuk kemudian ditransfer ke website atau mobile app.
Dalam hal ini, sistem database terkemuka seperti Sybase, Microsoft SQL, dan Oracle server semuanya menggunakan SQL untuk mengelola database mereka. Karena alasan itulah, SQL juga menjadi salah satu skill yang harus dikuasai oleh seorang web developer, khususnya yang mengurus sektor backend development.
6. REST/SOAP
REST adalah singkatan dari Representational State Transfer, sementara SOAP adalah kependekan dari Simple Object Access Protocol. Keduanya adalah jenis teknologi web yang terkait dengan API, yang merupakan sebuah program perangkat lunak yang dapat menghubungkan dua aplikasi. Para developer juga kerap menyebut REST dan SOAP sebagai "arsitektur API", atau platform yang biasanya digunakan untuk membangun dan mengelola API.
7. .NET (C#, VB)
ASP.NET lahir sebagai jawaban Microsoft terhadap Sun Microsystem milik Java, yang kini kita kenal dengan nama Oracle. Jenis framework ini biasanya diaplikasikan untuk membangun web dengan bahasa-bahasa seperti Visual Basic (VB), F#, C#, dan seterusnya.
Pola arsitektur MVC (Model-View-Controller) dari .NET sendiri juga memungkinkan tugas backend development dipegang oleh sebuah controller, yang berinteraksi dengan model untuk memproses data. Hasil tersebut nantinya akan ditampilkan sebagai frontend web page.
Pada 2016, .NET juga telah diubah menjadi open source sehingga dapat berintegrasi dengan Linux, iOS, dan Android—melalui .NET Core. Bisa dibilang, kode tersebut sangat stabil dan andal sehingga menjadikannya pilihan populer untuk bisnis.
8. JavaScript
Meski nama mereka mirip, Java dan JavaScript adalah jenis bahasa pemrograman yang berbeda. Jika Java menggunakan bahasa C/C++ dalam pengembangannya, JavaScript hanya memakai bahasa C. Selain itu, JavaScript juga merupakan bahasa yang bisa diaplikasikan untuk frontend dan backend.
Tak hanya itu, JavaScript juga merupakan bahasa pemrograman yang universal sebab bisa dijalankan di hampir semua browser. Pun, tool ini bisa Anda manfaatkan untuk membangun berbagai jenis situs dan perangkat lunak, termasuk: web server, presentasi, games, aplikasi desktop, mobile apps, dan website.
- Memiliki Wawasan yang Mendalam tentang Database
Seorang backend developer juga wajib memiliki pengetahuan yang mendalam soal database. Artinya, Anda perlu memahami cara mengelola serta memulihkan data dari database. Meskipun pada dasarnya, front-end developer juga dapat menghubungkan database dengan antarmuka, saat ini server-side development telah menjadi metode standar untuk mengontrol akses ke informasi tersebut, termasuk dalam urusan penyimpanan dan pemulihan database.
- Dapat Membangun Koneksi yang Baik ke Application Programme Interface (API)
Perlu diketahui bahwa browser internet tidak menjadi satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan web app. Faktanya, orang tetap akan menawarkan mobile app untuk Android atau iOS di samping situs utamanya. Bahkan, ada pula jenis aplikasi berbasis program yang hanya mengaplikasikan JavaScript, bukan HTML yang melalui server-side render seperti Vue, Angular, atau React.
Meski begitu, HTML tetap bisa dimanfaatkan untuk merancang konten di browser internet. Namun tentunya, akan ada konfigurasi yang perlu ditingkatkan untuk informasi yang akan digunakan oleh proyek yang berbeda. Sementara itu, terdapat dua posisi paling utama untuk informasi API, yakni JSON yang merepresentasikan JavaScript Object Notation, dan XML yang menerangkan eXtensible Markup Language.
- Menguasai Pengetahuan tentang Manajemen Server
Agar bisa menjadi seorang backend yang punya kompetensi tinggi, Anda juga wajib memiliki pemahaman tentang manajemen server. Hal ini karena situs Anda nantinya akan membutuhkan database untuk menangani semua klien dan data produk. Di samping itu, basis data sangat diperlukan untuk menyimpan konten situs dalam struktur yang baik sehingga nantinya dapat memudahkan Anda dalam mengubah, memulihkan, mengatur, dan menyimpan informasi.
Nah, tugas semacam itu nantinya akan dijalankan di sebuah PC jarak jauh, yang disebut server. Adapun beberapa jenis database yang umumnya digunakan dalam pengembangan web, termasuk PostgreSQL, Oracle MySQL, Oracle, dan SQL Server. Untuk manajemen server, Anda dapat memilih salah satu dari pilihan berikut: Nginx, Kubernetes, New Relic, Docker, Node js, dan lain sebagainya.
- Memahami tentang jenis-Jenis Framework Populer
Untuk memastikan situs atau aplikasi web yang Anda kembangkan berjalan optimal, sebaiknya perdalam wawasan tentang jenis-jenis framework populer. Hal ini karena dalam praktiknya, backend harus memiliki pengetahuan tentang framework yang sesuai dengan bahasa pilihan mereka. Misalnya saja, jika memakai Java, Anda perlu menguasai Hibernate, Spring, atau framework berbasis Java lainnya yang populer. Sementara itu, apabila Anda menggunakan Python, perdalam wawasan tentang Django, Flask, atau framework berbasis Python lainnya.
- Menguasai Version Control System (Sistem Pengontrol Versi)
Version control system (VCS) membantu backend mencatat segala perubahan yang terjadi pada sebuah atau bahkan sekumpulan berkas. Jadi, Anda pun bisa kembali ke versi tertentu dari berkas tersebut saat diperlukan. Dalam hal ini, Git menjadi salah satu jenis version control system yang harus dikuasai oleh para developer karena tool tersebut dipakai di mana-mana.
Menurut jenisnya, Git sendiri termasuk VCS terdistribusi, yang berarti tool ini tidak menyimpan database hanya di satu tempat saja. Dengan kata lain, setiap orang yang terlibat dalam pengkodean web atau software development akan memiliki database Git. Itulah mengapa Git dinilai sangat menarik, dan tentu setelah Anda menguasainya, Anda pasti ingin menggunakannya di setiap proyek.
Dengan tool ini, para backend developer juga bisa membuat Git repository berbasis daring pada situs seperti GitHub. Situs seperti GitHub juga dapat dikonfigurasi dengan webhook khusus yang bisa memperbarui situs web setiap kali Anda menambahkan checkpoint baru, tanpa perlu masuk ke server secara manual dan meng-update-nya sendiri.
Tugas dan Tanggung Jawab Back End Website
- Mengelola dan mengembangkan sumber daya API (Application Programming Interface) yang berfungsi di seluruh perangkat
- Membuat sistem pemrosesan pembayaran yang menyimpan data yang diperlukan dengan aman
- Selalu perbarui aplikasi web, aman, dan cepat
- Memantau status server
- Menerapkan algoritma dan memecahkan masalah yang terkait dengan sistem server atau data base
- Mengembangkan CMS (Content Management System);
- Mendukung pengembangan frontend dengan komunikasi yang jelas dan dokumentasi yang baik
- Menyimpan dan mengelola data secara efektif
Komentar
Posting Komentar