Beijing: 2019 menjadi momen bersejarah bagi Alibaba. Raksasa e-commerce asal Tiongkok ini bukan hanya merayakan hari jadinya yang kedua puluh, tetapi Jack Ma, bos utama perusahaan tersebut memutuskan pensiun di usianya yang ke-55 tahun.
Sejak didirikan pada 1999, Alibaba telah bertransformasi dari ritel daring konvensional menjadi konglomerat bisnis bervaluasi USD460 miliar. Berikut rangkuman perjalanan Alibaba selama 20 tahun seperti dilansir CNBC International, Rabu, 11 September 2019.
April 1999: Perjalanan Dimulai
Alibaba didirikan oleh 18 orang yang dipimpin oleh Jack Ma. Awalnya Jack Ma dkk bekerja di kawasan dekat apartemen Ma di Kota Tiongkok Hangzhou, tempat Alibaba saat ini bermarkas.
Situs web pertama yang diluncurkan adalah Alibaba.com, sebuah grosir daring berbahasa Inggris. Kemudian pada tahun yang sama, Alibaba meluncurkan pasar grosir domestik.
Awal mula kelahirannya, Alibaba mendapatkan investasi sebesar USD20 juta dari investor Softbank. Saat itu, Jack Ma mengatakan sama sekali tidak memprioritaskan keuntungan.
"Kami tidak berbicara soal pendapatan, tidak juga soal model bisnis," kata Ma merujuk pada pertemuannya dengan CEO SoftBank Masayoshi Son, yang dikutip Wall Street Journal.
"Kami hanya berbicara tentang visi bersama. lalu kami membuat keputusan yang cepat," kata dia. Dan investasi itu, menurut Ma, membantu Alibaba untuk tumbuh.
Mei 2003: Taobao lahir
Taobao adalah anak usaha Alibaba, platform belanja online di Tiongkok yang mengakomodir pihak ketiga untuk mempromosikan produk mereka.
Laporan keuangan tahunan Alibaba pada 2015 mencatat, volume barang dagang bruto Taobao mencapai 1,59 triliun yuan atau USD223,9 miliar, dan bertumbuh menjadi 3,11 triliun yuan pada laporan keuangan 2019. Pendapatan dari Taobao adalah bagian penting dari bisnis perdagangan inti Alibaba.
Desember 2004: Peluncuran Alipay
Alipay merupakan salah satu dari dua platform pembayaran berbasis kode QR terbesar di Tiongkok, bersama dengan saingannya WeChat Pay yang dimiliki oleh Tencent. Tak hanya bisa dilakukan di toko-toko, Alipay juga bisa digunakan di toko online.
Dalam perjalanannya, Alipay berhasil menjadi aset kontroversial sepanjang sejarah Alibaba, sehingga menyebabkan perusahaan dan Ma berkonflik dengan pemegang saham utama Yahoo dan SoftBank.
Agustus 2005: Yahoo Pemegang Saham Terbesar
Yahoo menyuntikkan USD1 miliar ke Alibaba, menjadikan perusahaan tersebut sebagai pemegang saham terbesar dengan 40 persen kepemilikan. Sebagai bagian dari kesepakatan, Alibaba mengambil kendali bisnis Yahoo di Tiongkok.
“Bersama-sama, kami akan menciptakan salah satu perusahaan Internet terbesar di Tiongkok, dan aset gabungan kami akan menjadikan kami satu-satunya perusahaan yang memiliki posisi terdepan di semua sektor utama yang mendorong ledakan pertumbuhan Internet di Tiongkok, seperti pencarian, perdagangan, dan komunikasi," ujar CEO Yahoo Terry Semel, saat itu.
November 2007: Melantai di Bursa Saham Hong Kong
Sebelum memulai debutnya di AS pada 2014, Alibaba melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Hong Kong pada 2007.
Pencatatan publik tersebut berhasil meraup dana sebesar 13,1 miliar dolar Hong Kong (gross). Pada hari pembukaannya, saham Alibaba melonjak dari harga penawaran 13,50 dolar Hong Kong menjadi 39,50 dolar Hong Kong.
April 2008: Kelahiran Tmall
Alibaba meluncurkan produk yang disebut Taobao Mall yang diperkenalkan bertahun-tahun, dan berganti nama menjadi Tmall. Bersama Taobao, Tmall kini menjadi salah satu anak usaha yang paling banyak memberi kontribusi pendapatan.
Tmall mengakomodir merek asing untuk mendirikan toko online dan menjualnya kepada konsumen Tiongkok. Merek-merek fashion mewah, elektronik, bahkan Starbucks ada di Tmall.
September 2009: Bisnis Cloud Filuncurkan
Alibaba meluncurkan bisnis cloud-nya pada 2009 dan sekarang salah satu yang terbesar di Tiongkok. Cloud computing atau komputasi awan adalah sumber pendapatan terbesar kedua bagi perusahaan, dan bisnis ini tumbuh paling cepat.
CEO Alibaba pengganti Jack Ma, Daniel Zhang mengatakan kepada CNBC International tahun lalu bahwa cloud akan menjadi "bisnis utama" perusahaan di masa depan.
"Cloud computing adalah strategi jangka panjang kami. Kami sangat percaya bahwa setiap bisnis di masa depan akan didukung oleh cloud," katanya.
November 2009: Singles Day Extravaganza
Singles Day, juga dikenal sebagai the Double 11 festival, adalah festival belanja terbesar di Tiongkok pada tahun tersebut. Adalah Zhang, CEO Alibaba saat ini, yang memelopori festival tersebut.
Pengecer menawarkan diskon besar pada hari itu, mengubah hari tersebut sebagai festival bernilai miliaran dolar. Alibaba melihat nilai perdagangan bruto atau nilai barang yang dijual melalui platformnya mencapai USD7,8 juta dalam Singles Day edisi 2009.
"Saya tidak pernah berharap bakal mengubah hari ini menjadi hari komersial, untuk seluruh masyarakat," kata Zhang kepada CNBC dalam sebuah wawancara tahun lalu.
Mei 2011, Kontroversi Alipay
Alibaba menjual Alipay kepada kelompok yang dikendalikan oleh Jack Ma. Penyebabnya, karena aturan baru yang dikeluarkan oleh bank sentral China, People's Bank of China, yang memberlakukan peraturan untuk pembayaran online pihak ketiga mengharuskan mereka untuk mendapatkan lisensi tertentu.
Namun Yahoo, pemegang saham terbesar Alibaba pada saat itu, mengatakan penjualan Alipay terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Pernyataan Yahoo kemudian dibantah Alibaba.
Yahoo, SoftBank, dan Alibaba akhirnya mencapai kesepakatan pada tahun yang sama, yakni Alibaba akan dibayar setidaknya 2 miliar dolar Hong Kong, tetapi tidak lebih dari USD6 miliar dengan syarat Alipay harus menjadi perusahaan terbuka. Selain itu, Alipay juga diharuskan membayar biaya lisensi dan terus melayani Taobao.
Juni 2012: Delisting di Bursa Saham Hong Kong
Hanya lima tahun setelah melantai di bursa Hong Kong, Alibaba memutuskan delisting, atau penghapusan pencatatan saham.
Perusahaan membayar USD2,45 miliar untuk membeli 27 persen saham Alibaba.com yang dipegang publik. Ini setara dengan 13,50 dolar Hong Kong per saham, harga penawaran yang sama untuk IPO kembali pada 2007.
"Mengambil Alibaba.com sebagai perusahaan privat memungkinkan kami untuk membuat keputusan jangka panjang yang sesuai dengan kepentingan pelanggan kami, dan juga bebas dari tekanan yang datang karena kami perusahaan publik," kata Ma, saat itu.
September 2012: Membeli sebagian Saham dari Yahoo
Alibaba membeli kembali setengah dari 40 persen saham yang dipegang Yahoo seharga USD7,6 miliar. Yahoo menerima sekitar USD6,3 miliar dalam bentuk tunai, dan USD800 juta dalam bentuk saham preferensi di Alibaba.
Ini adalah pengembalian besar bagi Yahoo setelah investasi awal sebesar USD1 miliar pada 2005.
September 2014: Melantai di Bursa Saham New York
Alibaba memutuskan menjadi perusahaan terbuka di bursa saham New York dan menjadi IPO terbesar dalam sejarah. Raksasa e-commerce mengumpulkan sekitar USD25 miliar dari aksi tersebut. Langkah ini mengantarkan Alibaba menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Asia.
Saham Alibaba naik lebih dari 150 persen dari harga penawaran USD68 per saham.
Oktober 2014: Ant Financial Dibuat
Setelah Alipay yang kontroversial, Ant Financial diciptakan tidak hanya untuk mengakomodir sistem pembayaran, tetapi layanan keuangan lainnya. Penciptaan perusahaan afiliasi ini mengindikasikan Alibaba untuk membuat financial technology atau fintech.
Benar saja, Ant Financial sekarang menjadi perusahaan fintech terbesar di Tiongkok dengan aset sekitar USD150 miliar.
Agustus 2015: Kesepakatan dengan Suning senilai USD4,6 miliar
Alibaba menginvestasikan 28,3 miliar yuan, atau sekitar USD4,56 miliar ke Suning Group, salah satu perusahaan perdagangan terbesar di China yang membidik pasar pedesaan dan pinggiran kota. Mereka memiliki lebih dari 1.600 toko yang tersebar di lebih dari 700 kota di Tiongkok.
Ini menjadi upaya Alibaba dalam menggabungkan bisnis online dengan offline. Tujuannya adalah untuk menyatukan pembayaran, e-commerce, pengiriman makanan, dan bagian lain dari bisnisnya ke dalam satu ekosistem besar.
April 2016: Go Internasional
Sejak didirikan 20 tahun yang lalu, Alibaba sangat fokus pada pasar domestiknya: membantu merek asing dan lokal menjual produknya ke konsumen Tiongkok.
Tetapi pada April 2016, perusahaan mengambil alih saham di Lazada yang berbasis di Singapura, perusahaan e-commerce yang melayani beberapa pasar di Asia Tenggara. Itu menandai go internasional pertama Alibaba di ranah e-commerce.
September 2019: Jack Ma Mundur sebagai CEO
Pengumuman bahwa Jack Ma akan mengambil pensiun sudah dikabarkan sejak September 2018. Mundurnya Ma, digantikan Daniel Zhang, yang juga memiliki banyak peran di Alibaba, Ma akan menjadi anggota dewan direksi Alibaba hingga pertemuan pemegang saham tahunan 2020.
Tunggu Apalagi? Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama www.wansolution.co.id
KONSULTASI GRATIS
(Admin)
0882-9037-8482 Cs1
0857-7612-5559 Cs2
0858-9165-8512 Cs3
Alamat Kantor:
CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111
Komentar
Posting Komentar