Mengenal C2C



Daftar Isi: 

1. Tantangan Bisnis C2C
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi C2C
3. Ciri-Ciri C2C
4. Keuntungan C2C
5. Kekurangan C2C
6. Perkembangan C2C

Tantangan Bisnis C2C

Tantangan yang mungkin harus dihadapi oleh industri e-commerce Indonesia. Apa saja tantangan yang dimaksud? Berikut ulasannya. 

Banyaknya pengguna Internet yang tak sejalan dengan tingkat penjualan e-commerce 

Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia diketahui memiliki jumlah pengakses internet yang juga cukup banyak. Namun tak disangka hal tersebut rupanya tak berdampak cukup baik terhadap tingkat penjualan e-commerce di Indonesia. Menurut situs Quartz, Indonesia berada di posisi paling akhir dari lima negara di Asia perihal peringkat penjualan e-commerce

Walau begitu, diproyeksikan pertumbuhan nilai penjualan e-commerce Indonesia ditargetkan akan bertumbuh dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang, yang diikuti pula dengan pertumbuhan mobile commerce di Indonesia yang diprediksi akan ikut mendongkrak pertumbuhan ini. Belum lagi dengan bertumbuhnya pengguna internet di wilayah Indonesia timur juga mampu mendatangkan potensi yang positif bagi bisnis e-commerce Indonesia.

Akses belanja online di Indonesia masih didominasi oleh kalangan profesional 

Apa yang menjadi fokus Quartz kali ini cukup menarik. Diketahui, saat ini mayoritas trafik tertinggi dalam aktivitas belanja online berkisar di dalam waktu “jam-jam kantor”. Dikatakan oleh Rio Inaba CEO Rakuten Indonesia yang dimuat dalam pemberitaan Quartz, trafik pembelanjaan online akan meningkat lagi di waktu sore hari atau setelah para pekerja selesai istirahat makan siang. Hal ini menurutnya dikarenakan para pembelanja lebih merasa mudah mengakses situs-situs e-commerce di kantornya ketimbang mengaksesnya di rumah. Masalah ini berkaitan dengan masih lambatnya koneksi jaringan internet di rumah. Untuk isu seperti ini untungnya Indonesia saat ini tengah berbenah diri seperti contohnya dengan menyiapkan koneksi jaringan internet berkecepatan 10Gbps di tahun 2015 mendatang. Para penyedia layanannya pun juga sudah siap seperti; Telkom Akses, MNC Grup, First Media, dan beberapa pemain lainnya. 

Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional” 

Walau sudah serba online, nyatanya konsumen Indonesia saat ini masih jauh lebih menikmati belanja online dengan cara lama seperti lewat grup di BlackBerry Messenger (BBM), classified marketplace, forum, hingga layanan jejaring sosial seperti Facebook dan lain-lain. Semua layanan ini merupakan sistem belanja online yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli (C2C). Kondisi ini memberikan suatu kesimpulan singkat akan tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia masih dipertaruhkan, walau penipuan belanja online sudah tak semarak dulu, namun hal ini tetap menjadi tantangan bagi banyak pelaku industri e-commerce untuk bisa melakukan langkah strategis demi mengedukasi pasar. 

Masih terbatasnya layanan pembayaran dan keperluan logistik 

Tantangan ini bisa membuktikan bahwa e-commerce bisa menjadi solusi terbaik bagi konsumen Indonesia di tengah-tengah buruknya infrastruktur transportasi. Isu kemacetan dan buruknya sarana transportasi massal ke pusat-pusat perbelanjaan tentu membuat konsumen harus berupaya tinggi untuk dapat berbelanja. Dengan e-commerce masalah tersebut tentu bisa teratasi. Untuk masalah pembayaran, walau saat ini telah banyak penyedia layanan pembayaran online yang bermunculan, nyatanya para pelaku e-commerce saat ini masih banyak mengadopsi layanan  pembayaran manual dengan transfer antar rekening maupun kartu kredit. Masalah seperti ini juga seharusnya menjadi isu yang patut diperhatikan oleh para pelaku e-commerce demi memajukan iklim industri e-commerce Indonesia di masa mendatang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi C2C

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dikatakan bahwa model bisnis C2C ini merupakan model bisnis yang memakai internet sebagai alat atau perangkatnya.

1. Kepercayaan

Disebabkan oleh bisnis ini berawal dari customer to customer (C2C), bagi orang yang ingin membeli tentu wajib untuk diyakinkan bahwa mereka itu sedang berinteraksi kepada penjual yang tepat dan bukan seorang penipu. Tingkat kepercayaan seperti itu harus dibangun oleh pemilik marketplace yang menerapkan model bisnis C2C.

Dikemukakan oleh Indeed, salah satu cara yang baik dan tepan di dalam meningkatkan kepercayaan para pembeli kepada sipenjual ialah dengan cara menyertakan ulasan pelanggan di tiap-tiap produk yang dijual. Selain dari hal itu, penting juga untuk kalian berbicara kepada calon pembeli bahwa uang dijamin serta akan dikembalikan apabila terjadi kesalahan transaksi produk.

Misalnya, mengganti produk apabila kecacatan dalam produk tersebut dan juga apabila produk yang dibeli itu tiba-tiba saja habis serta uang itu harus dikembalikan.

2. Metode pembayaran

Faktor lain yang memengaruhi keberhasilan C2C di dalam metode pembayaran. Karna calon pembeli juga ingin tahu kepada siapa mereka itu nanti akan melakukan pembayaran.

Untuk bisa mengatasi hal tersebut, maka pemilik bisnis C2C itu perlu sekali untuk menyediakan metode pembayaran yang memiliki kredibilitas tinggi dengan menjaga keamanan data dari tiap-tiap kartu kredit pembeli.

3. Marketing

Karna Model bisnis ini lebih mengarah ke online, maka C2C ini juga harus pintar di dalam melakukan pemasaran produknya itu dengan melalui pemasangan iklan. Kalian bisa memanfaatkan layanan penyedia iklan seperti Google Ads, Instagram Ads, Facebook Ads serta lain-lainnya di dalam membuat iklan yang nantinya iklan tersebut akan mengarahkan konsumen kepada toko online. Hal ini dilakukan dalam upaya menaikan pengunjung yang datang ke marketplace kalian.

4. Media sosial

Berkaitan dengan marketing diatas, media sosial ini pun tidak kalah dan menjadi faktor yang penting bagi kesuksesan bisnis C2C kalian. Karna dari media sosial ini kalian juga bisa membangun interaksi dengan sesama konsumen serta juga menjelaskan segala macam informasi tentang produk terbaru kalian secara cepat.

Selain dari itu, dengan memakai media sosial ini kalian juga meninformasikan bahwa terdapat promo pada produk dan juga waktu tertentu untuk menaikan minat para pembeli.

Ciri-Ciri C2C

C2C sebagai salah satu model transaksi tentunya melibatkan konsumen sebagai pelaku utama. 

Nah, tentunya, ada ciri-ciri lainnya yang bisa ditemukan. Adapun beberapa ciri C2C adalah sebagai berikut.

1. Terjadi Interaksi Antara Beberapa Konsumen

Ciri yang paling utama dari C2C adalah adanya interaksi antara beberapa konsumen. Perlu dicatat bahwa orang yang melakukan sistem transaksi ini adalah konsumen, sehingga dia tidak memproduksi barang atau menyediakan produk dalam jumlah yang sangat banyak.

Interaksi yang terjadi dapat berupa transaksi jual beli biasa ataupun lelang. Lalu, komunikasi antar konsumen juga terjadi secara intens.

2. Produk Diiklankan atau Dipromosikan

Dalam model C2C, tentu ada produk yang ditawarkan. Bentuk C2C memudahkan individu untuk menjual atau mencari barang yang akan dibeli.

Contoh promosi C2C adalah iklan baris dalam website. Promosi C2C lainnya dapat dilakukan dengan menyertakan gambar, seperti produk yang diiklankan dalam platform marketplace.

3. Adanya Media Terjadinya Interaksi

Media sangat diperlukan untuk terjadinya transaksi customer to customer. Contoh perusahaan C2C adalah marketplace seperti Amazon dan Bukalapak; media sosial seperti Facebook; dan situs lelang seperti eBay atau IBID oleh Astra.


Keuntungan C2C

C2C memberikan beberapa kemudahan untuk dijalankan. Keuntungan C2C adalah berikut.

1. Minim Biaya

Sistem transaksi dalam model bisnis C2C cenderung minim biaya karena perseorangan yang bertindak sebagai pelakunya. Tentu tidak ada biaya untuk membayar pekerja lain. Biasanya, pengeluaran hanya mencakup biaya administrasi.

Biaya administrasi tersebut pun dikeluarkan tergantung pada situs penyedia jasanya. Ada juga situs yang bahkan tidak mengenakan biaya untuk administrasi.

2. Kemudahan Akses

Media dan sarana penyedia model bisnis C2C umumnya mudah diakses karena sistemnya dilakukan secara online. Teknologi memudahkan para pengguna untuk menjual atau membeli produk. 

Jadi, Anda tidak perlu berpikir untuk melakukan hal-hal konvensional yang merepotkan, misalnya memasarkan produk secara door to door atau pintu ke pintu.

3. Pasar dan Produk yang Beragam

Produk yang ditawarkan bisa sangat beragam dalam situs dengan sistem C2C. Selain itu, keberagaman produk tetap memiliki pasarnya masing-masing. Sistem customer to customer memungkinkan pengguna untuk mencari barang langka.


Kekurangan C2C

Setiap sistem tentunya memiliki kekurangannya masing-masing. Adapun kekurangan C2C adalah sebagai berikut.

1. Rentan Penipuan

Sistem C2C dengan membebaskan interaksi di antara konsumen nyatanya punya celah yang bisa menimbulkan kerugian. Media C2C sering dimanfaatkan untuk menipu karena orang-orang yang terlibat di dalamnya bisa saja memalsukan data.

2. Aturan yang Berbeda-Beda

Aturan pada setiap perusahaan C2C dapat berbeda-beda. Oleh sebab itu, jika ingin melakukan transaksi dalam setiap platform, maka harus mempelajari aturannya kembali.

3. Biaya yang Dapat Melonjak

Pada situs yang mengenakan biaya administrasi untuk setiap transaksi C2C, maka perlu dicermati biayanya. Bisa jadi transaksi seharusnya minim biaya, tetapi malah menjadi bumerang karena biaya yang melonjak.


Perkembangan C2C

Semakin kesini, pasar bisnis C2C ini pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan internet. Dikutip dari Investopedia, model bisnis C2C ini akan berkembang dan juga akan tumbuh di masa depan disebabkan karna kesederhana di dalam praktiknya.

Sesederhana, Pembeli itu perlu membuka marketplace bisa dengan melalui handphone atau pc untuk bertransaksi tanpa perlu pergi keluar rumah. Salah satu marketplace paling besar yang ada di Indonesia yang juga menerapkan model bisnis C2C ini ialah Tokopedia. Tokopedia ini adalah platform yang bisa membuat seseorang untuk membuka usaha kecil bahkan UMKM dengan secara gratis.

Tokopedia ini menjadi e-commerce dengan catatan pengunjung situs per bulan tertinggi se Indonesia pada kuartal I-2021. Platform ini  pun berhasil melewati Shopee yang selalu memiliki visitor situs terbesar terhitung sejak kuartal IV-2019. Secara rinci, jumlah visitor Tokopedia kini sudah tercatat sampai mencapai 135,1 juta ditiga bulan pertama pada tahun ini. Jumlahnya naik  itu 17,8% dari kuartal sebelumnya yang pada waktu itu sebesar 114,7 juta kunjungan. Nah melihat pekembangan era sekarang yang sudah serba digital, bisa dipastikan bahwa model bisnis C2C ini memiliki prospek masa depan yang bagus.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Customer To Customer (C2C), Faktor, Contoh dan Kelebihan, kami berharap apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih


Tunggu Apalagi? Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama www.wansolution.co.id 

KONSULTASI GRATIS 

(Admin)

0882-9037-8482 Cs1
0857-7612-5559 Cs2
0858-9165-8512 Cs3

Alamat Kantor:

CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111 


Komentar

Postingan populer dari blog ini