Mari Mengenal UI/UX




Daftar Isi: 

1. Pengertian UI/UX
2. Tugas UX
3. Jenis Proyek UX


Pengertian UI/UX

Istilah desain UI/UX sendiri saat ini sudah cukup sering didengar di kalangan para designer. Di dalam pengembangan aplikasi berbasis desktop, website maupun mobile saat ini sudah barang tentu sangat membutuhkan yang namanya UI/UX.

Sebelum mendalami lebih jauh apa itu UI/UX, kita harus tahu terlebih dahulu konsep dan tujuan dari UI/UX tersebut. UI merupakan singkatan dari User Interface dan UX merupakan singkatan dari User Experience. Dari sini saja, anda mulai paham maksud dari singkatan tersebut.

Untuk lebih detailnya akan dijelaskan mengenai pengertian serta pengenalan mengenai posisi UI/UX Designer dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam artikel kali ini, kami akan menjelaskan pentingnya penggunaan desain UI/UX dalam pengembangan aplikasi mobile. Penggunaan perangkat mobile sendiri saat ini lebih sering digunakan daripada website.

Banyak sekali website yang sekarang dikembangkan ke dalam mobile untuk mengikuti perkembangan di era digital. Setiap developer sudah pasti mempelajari mengenai pengembangan software baik dari segi tampilan website maupun mobile. Untuk sekarang, lebih dikenal dengan fitur responsive -nya.

Apa itu UI/UX?

UI atau User Interface adalah proses dimana menampilkan sebuah hasil dalam bentuk tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna (user). Lebih tepatnya adalah bagian visual dari website, software, maupun hardware untuk user dapat berinteraksi. Tujuan dari User Interface sendiri adalah untuk meningkatkan fungsionalitas serta user experience dari pengguna. 

UX atau User Experience adalah proses dimana pengguna dapat berinteraksi dengan interface secara baik dan nyaman. Yang terpenting disini, tujuan dari UX adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna saat mengakses sebuah tampilan, baik dari sisi website, mobile, maupun desktop. UX sendiri menjadi sebuah penghubung antara pengguna dengan produk.

Setelah anda telah paham maksud dan tujuan dari UI/UX, sekarang yang anda perlu ketahui adalah pekerjaan dari seorang UI/UX Designer. Setiap perusahaan maupun startup tentunya berlomba – lomba untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan, baik dari segi fungsionalitas maupun dari kualitas tampilannya. 

Oleh karena itu, perlu adanya seseorang yang ahli baik dari segi pengembang, maupun dari sisi desain sendiri. Nah, dalam dunia IT orang yang ahli dalam bidang UI/UX disebut dengan UI/UX designer. 

Tugas dari posisi tersebut tentunya tidak hanya sekedar ahli dalam membuat sebuah desain maupun tampilan kasar dari aplikasi. Akan tetapi, UI/UX Designer juga harus memperhatikan mengenai fungsionalitas dan tampilan dari desain awal yang akan dibuat untuk perangkat lunak.

User Experience atau UX adalah suatu proses mendesain produk dengan berdasarkan pendekatan pengguna. Dengan adanya pendekatan ini, nantinya Anda bisa membuat produk yang sesuai dengan keperluan dan juga kebutuhan para pengguna.

Produk yang memiliki desain UX terbaik mampu menciptakan pengalaman yang sangat menyenangkan untuk para pengguna ketika menggunakan produk buatan Anda. Sehingga, para pengguna akan mudah dan nyaman ketika menggunakan produk Anda.

Sedangkan  UI adalah bagian dari UX yang berisi tampilan visual dengan desain tampilan visual di suatu sistem. Tampilan ini juga akan memungkinkan setiap pengguna untuk saling terhubung dan juga berinteraksi dengan sebuah produk.

Selain fungsinya  sebagai penghubung, fungsi UI juga berfungsi untuk mempercantik tampilan agar mampu meningkatkan rasa puas para penggunanya. Selain cantik, UI juga harus mudah untuk digunakan.

User Interface (UI) merupakan bagian dari User Experience (UX). UI merupakan tampilan produk yang diperlihatkan atau bisa dilihat oleh mata. UI akan berfokus pada tampilan interface atau visualnya. UI biasanya akan lebih fokus pada visualisasi, pemilihan warna, huruf, layout, hingga kreativitas dari interface yang digunakan pengguna. 

Komponen – kompenen tersebut harus ditata dengan bagus. Meski demikian, UI merupakan bagian dari User Experience (UX). Sedangkan User Experience (UX) menyangkut masalah yang lebih luas dari UI. UX merupakan proses mendesain produk untuk mendapat kan pengalaman yang baik saat menggunakannya. UX akan menentukan bagaimana sebuah produk memiliki tampilan dan cara kerja yang sesuai target pengguna. Seorang UX Designer akan bertanggung jawab untuk memastikan langkah yang berjalan sesuai kebutuhan user. 

Cakupan UX meliputi tampilan visual, struktur desain, sistem navigasi, serta aspek interaksi dengan pengguna (User Interface). UX yang ideal akan memiliki fitur dengan tampilan menarik dan mudah digunakan. Dalam segi tujuan, UX berfokus pada mencari solusi dari sebuah masalah user.

Apa Itu UX Design?

UX design adalah proses untuk menciptakan pengalaman yang lancar dan intuitif pada saat user menggunakan website maupun aplikasi. Mulai dari check-in di bandara sampai kemudahan menemukan tombol checkout di marketplace, UX design ada di setiap aspek kehidupan kita.

Tujuan UX design adalah menciptakan produk atau layanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah pengguna, serta menciptakan pengalaman yang menyenangkan secara keseluruhan. Kalau dilakukan dengan baik, UX design bisa membantu pelaku bisnis meningkatkan kepuasan pelanggan.

Istilah “user experience” sendiri pertama kali dicetuskan tahun 1993 oleh Don Norman, seorang ahli ilmu kognitif. Saat bergabung dengan Apple, Norman mengemukakan istilah ini untuk memopulerkan desain industri produk Apple, yang bertujuan memudahkan pengguna mengatur dan menggunakan komputernya.

Sejak saat itulah, UX design atau desain UX mulai berkembang menjadi bermacam-macam bidang dengan banyak peran khusus, termasuk UX researcher (peneliti pengalaman pengguna) dan interaction designer (desainer interaksi).

Meskipun bisa diterapkan untuk interaksi fisik dan objek non-digital, desain UX umumnya lebih mengacu pada produk digital seperti website, aplikasi, dan software.

Tugas UX

Tugas UX designer adalah meningkatkan pengalaman orang yang menggunakan suatu produk, layanan, atau sistem dengan menerapkan proses design thinking.

Menurut Stanford d.school, ada 5 tahap dalam design thinking, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test.

  1. Tahap empathize adalah proses memahami audiens target. Pada tahap ini, UX designer melakukan riset, wawancara, dan survei pengguna, serta metode pengumpulan data lainnya untuk mendapatkan insight dari perspektif pelanggan.
  2. Setelah mengumpulkan data, UX designer akan menganalisisnya dan melakukan tahap define, yaitu menetapkan tujuan yang ingin dicapai pengguna atau masalah utama yang perlu mereka atasi. Kemudian, UX designer membuat user persona untuk mewakili sudut pandang audiens target selama proses desain. Persona juga membantu designer memahami alur pengguna dari awal hingga akhir dan membuat sitemap berdasarkan persona ini.
  3. Tahap ketiga adalah ideation. Di sini, UX designer melakukan brainstorming dan menghasilkan ide-ide desain berdasarkan berbagai touch point (cara interaksi) dalam perjalanan pelanggan. Contohnya, UX designer website akan menjawab pertanyaan seperti, “bagaimana cara mendesain website yang tetap terlihat bagus di berbagai ukuran layar?” atau “bagaimana cara meningkatkan desain interaksi website?”.
  4. Tahap selanjutnya adalah membuat prototype, yaitu versi final produk dalam rancangan yang masih kasar. Prototype bisa berupa apa saja, mulai dari sketsa kertas sampai halaman tes website. UX designer menggunakan metode yang disebut wireframing untuk menyusun arsitektur informasi prototype.
  5. UX designer kemudian menggunakan prototype ini untuk melakukan user testing atau pengujian. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui cara pengguna berinteraksi dengan prototype dan mendapatkan tanggapan dari mereka.
  6. Setelah menyelesaikan seluruh proses di atas, UX designer harus mempresentasikan temuannya kepada klien, stakeholder perusahaan, atau tim desainnya.

Setelah disetujui, mereka akan berkolaborasi dengan UI designer, interaction designer, dan web developer untuk mewujudkan ide tersebut.

Namun, tugas UX designer bisa berbeda-beda tergantung pada skala dan industri perusahaannya. Perusahaan besar mungkin punya talent sendiri untuk setiap tahapan di atas, sedangkan perusahaan yang lebih kecil mungkin mempekerjakan satu designer untuk semua tugas UX design.

Jenis Proyek UX

Sebelum memulai karier sebagai UX designer, Anda harus membuat portofolio yang memuat semua pengalaman Anda, serta menunjukkan berbagai skill yang Anda kuasai. Kami sudah merangkum beberapa contoh proyek yang sebaiknya ada dalam portofolio UX design Anda berikut ini.

Desain Website

Salah satu contoh proyek yang wajib ada dalam portofolio UX design adalah desain website. Yap, website kini tak terpisahkan dari kehidupan kita, sehingga desain website pun menjadi salah satu peluang karier paling menjanjikan.

Ada banyak jenis website yang bisa Anda kerjakan, mulai dari blog dan website pribadi hingga toko online dan website bisnis. Tujuannya juga berbeda-beda, sehingga perlu metode yang berbeda pula.

Sekali lagi, homepage Sephora tidak membingungkan pengunjung dengan terlalu banyak informasi. Mereka hanya menampilkan 3 kategori. Untuk menemukan produk tertentu, cukup cari melalui kolom Search yang disediakan, atau melalui kategori di menu atas.

Konsep minimalis ini sejalan dengan tujuan pengunjung saat mereka membuka website Studio Neat dan Sephora: mencari informasi produk, atau langsung melakukan pembelian. Arsitektur informasi seperti ini tentunya akan membantu pengunjung langsung mencapai tujuannya tanpa hambatan.

Landing Page

Landing page dibuat untuk menghasilkan prospek dan mengajak pengunjung melakukan tindakan tertentu. Untuk membuat landing page, Anda harus menentukan tujuannya lebih dulu: Anda ingin pengunjung berlangganan newsletter, mendownload eBook, atau melakukan pembelian?

Di sini, peran UX designer adalah membuat halaman interaktif yang mampu mengubah tujuan awal pengunjung, dari yang awalnya hanya melihat-lihat hingga akhirnya melakukan pembelian (konversi).

Perlu diketahui, landing page memiliki 3 elemen penting berikut:

Desain visual yang simpel tapi menarik. Penggunaan gambar, tipografi, dan ruang kosong yang cukup bisa membantu website Anda terlihat jauh lebih baik.
Copywriting yang efektif dan persuasif sehingga mendorong pengunjung melakukan tindakan yang Anda harapkan.
Call to action (CTA) yang terlihat lebih jelas dan menarik daripada konten lainnya. Tanpa CTA, pengunjung mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, lalu menutup landing page begitu saja.

Landing page mereka menggunakan layout yang sederhana tapi menarik, copywriting yang efektif, dan tombol CTA yang mudah ditemukan.

Kalau akhirnya pemilik properti ingin mendaftar menjadi host, mereka hanya hanya perlu melakukan 6 langkah untuk membuat iklan:

  1. Mendaftar
  2. Memilih detail properti seperti tipe kamar, fasilitas, dan biaya
  3. Memasukkan alamat properti
  4. Mengupload foto properti
  5. Mengonfirmasi informasi kontak pemilik
  6. Menerbitkan iklan
  7. Dengan penetapan alur yang jelas, calon host pun hanya perlu beberapa menit saja dari sejak membuka landing page hingga membuat iklan properti.

Desain Aplikasi, Software, dan Game

Selain website, UX design juga hadir pada jenis produk digital lainnya, seperti aplikasi, software, dan video game.

Kali ini, kami menggunakan Uber sebagai contoh. Aplikasi ini memiliki UI yang sederhana dan petunjuk lengkap agar user newbie bisa langsung memesan transportasi online tanpa ribet.

Cukup dengan login, menambahkan alamat penjemputan, memilih tujuan, memilih jenis layanan, lalu memberikan metode pembayaran.

Proses ini bisa lebih cepat lagi kalau user mengizinkan aplikasi Uber mengakses lokasi perangkatnya, sehingga tidak perlu menambahkan alamat penjemputan secara manual.

Di sisi lain, desain UX untuk video game jauh lebih kompleks. UX design untuk game tidak berurusan dengan antarmuka statis, tapi harus mampu mengikuti skenario yang terus berubah.

Untuk menciptakan pengalaman bermain game yang baik, UX designer bisa membuat kerangka pertanyaan seperti:

  1. Apakah nantinya pemain bisa memahami aturan dan mekanisme game?
  2. Apakah levelnya terlalu mudah, atau terlalu sulit untuk diselesaikan?
  3. Apa yang akan membuat orang-orang terus bermain game ini?

Biasanya, UX designer bekerja sama dengan penulis skrip, UI designer, dan game designer untuk memastikan game tetap bisa diikuti dengan mudah, serta memiliki mekanisme yang sederhana dan penyampaian kisah yang menarik.

Desain Suara

Contoh selanjutnya untuk portofolio UX design adalah voice design atau desain suara. Industri di bidang ini terus berkembang, bahkan 41% orang dewasa melakukan pencarian melalui suara setiap harinya.

Cara pengguna berinteraksi dengan perangkat pun turut berubah, dari yang tadinya mengetuk layar atau remote, kini cukup dengan berbicara.

Desain suara yang baik bukanlah sekadar suara yang indah atau memberikan informasi yang tepat, tapi juga ‘terkesan personal’ sehingga user merasa sedang berbicara dengan manusia sungguhan.

Siri dari Apple adalah salah satu contoh terbaik di industri desain suara. Asisten digital ini membantu pengguna melakukan tugas umum, seperti membuka aplikasi, menelepon kontak, mencari restoran terdekat, dan menampilkan ramalan cuaca.

Istimewanya, Siri memiliki personifikasi yang memungkinkan pengguna mengobrol dengan topik random, bahkan bercanda. Pengguna juga bisa menyesuaikan Siri dalam bahasa, aksen, dan jenis kelamin pilihan mereka.

Hasilnya, menggunakan Siri serasa memiliki asisten pribadi yang bisa membantu kapan saja, yang tentunya akan meningkatkan pengalaman pengguna perangkat Apple.

Augmented Reality (AR)

Augmented reality atau AR adalah teknologi yang menggabungkan objek fisik di dunia nyata dengan animasi, gambar, dan suara yang dihasilkan komputer. Dalam hal belanja online, AR membantu pelanggan mencoba suatu produk secara virtual.

UX designer bisa membantu sebuah bisnis melangkah jauh di depan para kompetitornya dengan menerapkan teknologi AR dalam UX design mereka. Contohnya adalah IKEA, yang meluncurkan aplikasi AR bernama IKEA Place.

Dengan aplikasi ini, pengguna bisa mencoba 2.000 produk dari koleksi IKEA, memilih produk yang diinginkan, dan melihat tampilannya di rumah mereka. Pengguna juga bisa langsung bertransaksi melalui aplikasi, sehingga pengalaman pembelian pun menjadi lebih ringkas.


Tunggu Apalagi? Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama www.wansolution.co.id 

KONSULTASI GRATIS 

(Admin)

0882-9037-8482 Cs1
0857-7612-5559 Cs2
0858-9165-8512 Cs3

Alamat Kantor:

CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111


Komentar

Postingan populer dari blog ini