Mengenal UI/UX
4. Mengapa UI/UX Penting?
5. Perbedaan UI/UX
Skill yang Harus Dimiliki UX
Kesuksesan karier di bidang UI/UX design sangat ditentukan oleh skill dan pengetahuan yang Anda miliki. Oleh karena itu, di bagian ini kami akan membahas berbagai skill yang harus dimiliki oleh UX designer.
Hard Skill
Hard skill mengacu pada kemampuan teknis UX designer, seperti desain visual, riset pengguna, analisis data, dan pembuatan prototype.
- Desain visual – pemahaman umum tentang desain grafis, desain interaksi, dan arsitektur informasi (IA).
- Riset pengguna – melakukan atau menganalisis berbagai metode riset UX, seperti wawancara pengguna, kelompok yang menjadi fokus, dan survei untuk mendapatkan insight tentang audiens target.
- Analisis data – kemampuan untuk memproses data mentah dan mendapatkan informasi penting untuk membantu proses pengambilan keputusan.
- Pembuatan prototype – proses pembuatan sampel untuk melakukan pengujian dan mendapatkan tanggapan dari pengguna tentang cara meningkatkan kualitas produk atau layanan.
Soft Skill
Soft skill adalah kemampuan internal untuk memahami pengguna, berkolaborasi dengan anggota tim lain, dan mengembangkan diri Anda sendiri.
- Empati – kemampuan untuk memahami emosi pengguna. UX designer yang baik bersedia meluangkan waktunya untuk mempelajari perasaan dan motif pelanggan.
- Komunikasi – Anda harus mempresentasikan ide dengan jelas, baik kepada klien maupun stakeholder perusahaan.
- Kolaborasi – mengacu pada kemampuan Anda untuk bekerja dengan orang lain, seperti UI designer, web developer, dan analis bisnis.
- Keingintahuan – merujuk pada keinginan Anda untuk berkembang, mempelajari hal-hal baru, dan menemukan ide-ide baru.
- Pemikiran terbuka – memungkinkan Anda beradaptasi dengan perubahan dan menerima saran baru.
- Berpikir kritis – merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah inti dan mengembangkan solusi yang inovatif.
Cara Menjadi UX
Setelah menjelaskan apa itu UX design, contoh proyeknya, dan skill yang dibutuhkan UX designer, kami punya tips yang akan membantu Anda terjun di bidang ini.
Untuk menjadi UX designer, Anda bisa mengikuti 5 langkah berikut ini.
1. Pelajari Konsep Dasar UX Design
Kalau sudah mantap ingin menjadi UX designer, mulailah dengan mempelajari konsep dasarnya. Kesempatan untuk mempelajari UX design terbuka lebar, bisa dengan pendidikan formal atau mengikuti kursus online.
Bahkan, Anda bisa langsung belajar dari penggagasnya, yaitu Don Norman sendiri. Perusahaannya, Nielsen Norman Group, menawarkan kursus UX Basic Training dengan biaya $923-$961 (sekitar Rp13,7 juta-Rp14,3 juta).
Perusahaan tersebut juga menawarkan kursus yang lebih spesifik bagi orang-orang yang ingin lebih mahir dalam pengelolaan UX, riset UX, dan desain interaksi.
2. Pelajari Tool yang Umum Digunakan
Langkah kedua adalah mempelajari tool penting yang mendukung pekerjaan Anda sebagai UX designer. Kami merekomendasikan tool berikut berdasarkan tahapan dan tujuan yang ada dalam proses desain:
- Talebook – tool terbaik untuk riset pengguna.
- Woopra – paling sesuai untuk analisis data.
- Lookback – cocok untuk usability testing (uji kegunaan).
- Overflow – pilihan tepat untuk membuat arsitektur informasi dan alur pengguna.
- Adobe XD – membantu Anda membuat prototype.
- Slack – efektif untuk kolaborasi tim.
3. Latih Skill Anda dalam Proyek UX Design
Setelah mempelajari tool dan skill UX design yang dibutuhkan, kini saatnya Anda terjun langsung ke proyek sesungguhnya. Sebaiknya mulailah dengan desain website lebih dulu, karena relatif lebih mudah daripada game, suara, dan AR.
4. Buat Portofolio UX Design Anda
Setelah menguasai web design, Anda bisa mengerjakan jenis proyek lain untuk menambah pengalaman dan portofolio.
Website freelance terbaik, seperti Fiverr, Upwork, dan Toptal, bisa menjadi titik awal yang menjanjikan untuk menemukan pekerjaan terkait UX design dan membangun portofolio Anda.
5. Mulai Melamar Pekerjaan UX Design
Kalau sudah memiliki portofolio yang memuat berbagai pengalaman dan menyusunnya dengan baik, Anda bisa mulai melamar pekerjaan di bidang UX design. Ingat, persyaratannya bisa berbeda-beda tergantung pada industri dan perusahaan tempat Anda melamar.
Komponen dalam UI/UX
1. Informasi Arsitektur
Merupakan struktur berisi informasi apa saja yang dibutuhkan dan akan ditampilkan kepada pengguna melalui desain aplikasi.
2. Interaksi Desain
Interaksi berupa cara menggeser atau menekan menu adalah hal yang penting untuk mendukung desain karena dapat mencerminkan kebiasaan pengguna.
3. Fungsionalitas
Fungsionalitas atau usability merupakan penilaian seberapa mudah suatu aplikasi digunakan. Hal ini penting untuk mengevaluasi desain dan melakukan perubahan-perubahan sesuai keinginan pengguna.
4. Prototype
Prototype merupakan komponen penting untuk pembuatan layout sebelum dikembangkan menjadi software.
5. Desain Visual
Komponen yang harus ada pada UI UX adalah desain visual berupa warna, font, style, dan sebagainya agar dapat memberi gambaran seperti apa tampilan aplikasi tersebut nantinya.
Mengapa UI/UX Penting?
Terdapat beberapa alasan mengapa UI UX adalah komponen penting dalam pengembangan sebuah website, yakni sebagai berikut.
1. Membangun Branding Perusahaan
Tampilan UI UX adalah salah satu aspek yang akan menunjukkan kelebihan pada citra perusahaan. Selain itu, hal ini juga mencerminkan identitas bisnis kamu.
2. Meningkatkan Penjualan dan Bisnis
Desain yang menarik dan tampilan mudah dipahami dapat membuat pengunjung tertarik untuk membeli produk atau menggunakan layanan perusahaanmu. Dengan demikian, penjualan pun meningkat.
3. Meningkatkan Kepuasan Pengguna Terhadap Produk
Sebagian pengguna cenderung melakukan uninstall suatu aplikasi yang desainnya kurang menarik atau membuat mereka kebingungan. Berbeda jika kamu mengoptimalkan UI dan UX, niscaya kepuasaan pengguna akan meningkat karena tampilan dan cara pakainya mudah.
Perbedaan UI/UX
UI UX adalah dua macam desain yang mendukung performa suatu website agar mampu membuat pengunjung melakukan action berupa pembelian atau penggunaan layanan suatu perusahaan. Namun terdapat beberapa perbedaan job desc UI dan UX yang perlu diketahui. Apa saja? Berikut penjelasannya.
1. Komponen Desain
Perbedaan UI dan UX yang pertama terletak pada bagian komponen desainnya. UI adalah desain pada tampilan visual sehingga tersusun dari warna, gambar, video, typography, dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan UX yang berfokus pada struktur, navigasi, fitur, interface, serta copywriting.
2. Proses Desain
Proses desainnya, khususnya cara perancangannya, juga menjadi perbedaan UI dan UX. Seorang desainer UI biasanya akan membuat mockup atau maket terlebih dahulu. Hal ini berbeda dengan UX yang dirancang melalui prototype dan wireframe, yakni suatu kerangka blueprint.
3. Tujuan Desain
Perbedaan UI dan UX yang mendasar lainnya adalah tujuan penggunaannya. UI suatu produk digunakan untuk memperindah tampilan, sedangkan UX berorientasi dalam memberikan kemudahan penggunaan sehingga akan meninggalkan user experience yang menyenangkan dan pelanggan merasa puas.
4. Skill yang Dibutuhkan
Perbedaan selanjutnya pada UI UX adalah pada skill yang dibutuhkan. Seorang UI Designer biasanya harus memiliki kemampuan creative thinking, graphic design, dan branding. Sedangkan UX designer berfokus pada kemampuan analitik, riset, problem solving, dan critical thinking.
5. Tools yang Dibutuhkan
Tools yang dibutuhkan kedua jenis desain ini juga berbeda. Desainer UI biasanya menggunakan aplikasi desain interface seperti MockFlow, Figma, dan sebagainya. Sedangkan untuk membuat desain UX, digunakan aplikasi prototyping seperti Sketch atau Mockplus.
Nah, sampai di sini, tentunya kamu sudah bisa melihat perbedaan UI dan UX, bukan? Pastinya dong!
Tugas UI/UX
Setelah mengetahui apa itu UI UX, ketahui juga tugas para UI UX Designer, yakni sebagai berikut.
1. Riset UX
Seorang UX designer harus melakukan riset melalui survey maupun interview kemudian mengolahnya secara kuantitatif maupun kualitatif guna memahami apa saja layanan yang dibutuhkan pengguna dalam suatu aplikasi.
2. Membuat Information Architecture
Information architecture adalah proses penyusunan beberapa struktur bagian website atau aplikasi guna menentukan konsep suatu produk. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah hasil riset UX melalui cara card sorting atau pemilahan persona pembeli.
3. Membuat Wireframe
Selanjutnya, salah satu tugas UI UX Designer adalah membuat wireframe atau sketsa visual suatu produk untuk menunjukkan alur informasi kepada pengguna.
4. Mengatur UX Flows
Seorang UX designer juga harus membuat alur penggunaan suatu layanan dalam aplikasi agar pengguna merasa nyaman saat menggunakannya dan developer pun bisa mengembangkan produk mereka.
5. Membuat Prototype Desain UX
Kamu juga perlu membuat prototype desain menggunakan aplikasi MockPlus, Invision, dan aplikasi UX lain sesuai wireframe dan alur yang telah dibuat.
6. Membuat Design System
Design system merupakan kolaborasi antara developer dengan tim UI, melalui perancangan desain dan pembuatan komponen library menggunakan CSS, Javascript, atau HTML.
7. Mendesain UI
Desain UI merupakan implementasi dari wireframe yang telah dibuat untuk kemudian dipercantik dengan kombinasi warna, transisi, tipografi, dan sebagainya menggunakan aplikasi Photoshop, Sketch App, Adobe Illustrator, dan sebagainya.
8. Proses Pengembangan Produk oleh Developer
Tahap selanjutnya pada pembuatan desain UI UX adalah pengembangan oleh developer dengan kolaborasi antara Designer UI dan UX.
9. Design Usability Test
Setelah suatu desain direalisasikan dalam bentuk produk, maka harus dilakukan uji coba sebelum perilisan. Proses ini bertujuan agar desain tersebut benar-benar mampu mengakomodasi semua kepentingan pengguna.
Tunggu Apalagi? Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama www.wansolution.co.id
KONSULTASI GRATIS
(Admin)
0882-9037-8482 Cs1
0857-7612-5559 Cs2
0858-9165-8512 Cs3
0858-9165-8512 Cs3
Alamat Kantor:
CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111
Komentar
Posting Komentar